Dendeng
Masakan Khas Minangkabau
Dendeng merupakan salah satu makanan
khas Minangkabau. Dendeng biasanya
berasal dari daging sapi. Dalam pengolahannya daging sapi tersebut diiris tipis,
kemudian digoreng. Namun ada juga cara pengolahan lain yang dilakukan dalam
pembuatan dendeng ini, seperti
dagingnya direbus terlebih dahulu atau dagingnya dijemur (untuk dikeringkan)
terlebih dahulu. Ketika merebus daging, biasanya digunakan air kelapa atau air
biasa. Perebusan dengan daging air kelapa bertujuan agar daging yang direbus
memiliki tekstur yang lembut dan empuk. Adapun daging sapi yang direbus
terlebih dahulu biasanya digunakan untuk membuat dendeng lambok. Dendeng
lambok adalah jenis dendeng yang
disajikan dengan keadaan daging agak basah dan tidak terlalu kering. Sedangkan
daging sapi yang dijemur (untuk dikeringkan) terlebih dahulu, biasanya
digunakan untuk membuat dendeng (biasanya
disebut dendeng saja atau dendeng kariang). Proses penjemuran atau
pengeringan daging dendeng ini
merupakan salah satu metode pengawetan yang dapat dilakukan secara alami. Dendeng yang telah dikeringkan ini dapat
bertahan lama, karena proses pengeringan pada daging dapat memperlambat
pertumbuhan bakteri. Rasa dari dendeng kariang(kering)
ini agak garing, renyah, dan tentunya
nikmat sekali. Dalam penyajiannya dendeng
biasa disajikan dengan cabai, disebut juga dendeng balado. Dendeng
balado juga merupakan suatu istilah di Minangkabau yang sering digunakan
untuk menggambarkan seseorang dengan kulit gelap yang menggunakan pakaian
berwarna cerah mencolok seperti warna merah.
Ada juga jenis
lain dari dendeng ini yang banyak
ditemukan di Minangkabau, yaitu dendeng
batokok. Dendeng batokok ini
merupakan dendeng yang diolah dengan
cara ditokok-tokok (dipukul-pukul)
dengan batu lado (batu cobek). Proses
ditokok-tokok atau dipukul-pukul ini
bertujuan agar serat dagingnya pecah dan menjadi lebih tipis serta lebar.
Selain itu dengan proses ditokok-tokok atau
dipukul-pukul ini bumbu pun ikut meresap ke dalam serat-serat daging. Proses
me-nokok-nokok (memukul-mukul) daging
dendeng ini ada yang dilakukan
sebelum digoreng dan ada juga yang dilakukan setelah digoreng, sesuai dengan
kesenangan pembuatnya. Banyaknya variasi dendeng
dan cara pengolahannya terjadi karena memang tidak ada ketentuan baku yang
mengatur tentang cara pembuatan dendeng,
dan juga dengan berkembangnya zaman maka berkembang juga kreativitas masyarakat
Minangkabau, sehingga banyak jenis dan cara pengolahan dendeng yang dilakukan.
Selain berasal
dari daging sapi, ada pula dendeng yang
berasal dari paru sapi. Dendeng yang
berasal dari paru sapi ini biasa disebut dendeng
rabu. Dendeng rabu biasanya
disajikan dalam keadaan garing, renyah, dan tanpa cabai. Rasa garing dari dendeng rabu membuat teksturnya terasa
mirip dengan kerupuk, namun dari segi ketebalan agak jauh berbeda dengan
kerupuk pada umumnya. Dendeng rabu umumnya
lebih tebal daripada kerupuk. Dalam penyajiannya, ada juga orang yang
menjadikan dendeng rabu sebagai topping suatu hidangan, seperti soto.
Semakin berkembangnya suatu peradaban maka semakin berkembang pula lah
pemikiran dari manusia-manusianya. Semakin berkembangnya pemikiran maka semakin
banyak pula ide-ide yang lahir dari hasil pemikiran tersebut. Semakin banyak
ide-ide yang lahir maka semakin banyak pula kreasi dari berbagai cabang
kehidupan manusia, salah satunya yaitu dalam hal makanan. Selain dendeng lambok, dendeng batokok, dendeng
kariang, dan dendeng balado juga
ada jenis dendeng lain seperti dendeng asap, dendeng berkuah, dan dendeng baracik. Di Minangkabau apapun
jenis dendengnya pada umumnya disantap bersama nasi. Selain itu, sekarang dendeng tidak hanya berasal dari daging
sapi saja, namun juga dapat berasal dari daging kambing, kalkun, burung onta,
dan tuna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar